BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam era globalisasi,
perkembangan teknologi informasi di Indonesia berjalan cukup pesat. Globalisasi
yang diartikan suatu proses menyatunya dunia yang meliputi berbagai bidang tata
kehidupan dunia mengandung karakteristik adanya perubahan, keterbukaan,
kreativitas, kecanggihan kecepatan, keterikatan, keunggulan, kekuatan dan
kompetisi bebas[1].
Berbagai
kemajuan di bidang teknik informatika telah mengubah segalanya menjadi lebih
cepat dan lebih mudah dan komputer merupakan salah satu memiliki peranan
penting dalam pengolahan data sehingga akan menghasilkan informasi yang
akurat,tepat waktu dan efisien. Akurat berarti informasi yang dihasilkan bebas
dari kesalahan dan dapat mencerminkan maksud dan tujuannya. Sedangkan relevan
berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Persoalan
pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme
tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.
Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan
hubungan-hubungan yang logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu
model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi di antara
faktor-faktor yang terlibat, sehingga proses keputusan harus diambil melalui
proses yang bertahap, sistematik dan konsisten. Kolaborasi antara pembuatan
keputusan dengan pemanfaatan teknologi informasi berupa sistem pendukung
keputusan berbasis komputer merupakan pilihan yang paling tepat untuk
menghasilkan sistem pengambilan keputusan yang benar-benar lebih baik dan
akurat.
Tugas pokok Korps Brimob yaitu melaksanakan dan
mengerahkan kekuatan Brigade Mobil guna menanggulangi gangguan kamtibmas
berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan berorganisir bersenjata
api, bom, bahan kimia, biologi dan radiokatif bersama dengan unsur pelaksana
operasional kepolisian lainnya guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman
masyarakat diseluruh yuridis NKRI dan tugas tugas lain yang dibebankan padanya.
Sedangkan untuk fungsi Korps Brimob sebagai satuan
pamungkas Polri yang memiliki kemampuan
spesifik (Kemampuan Dasar
Kepolisian, Penanggulangan Huru-Hara, Reserse Mobil, Penjinakkan Bom dan
Search dan Rescue), penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi
dan penyelamatan masyarakat yang didukung personil yang terlatih dan memiliki
kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan teknologi modern.
Peranan Korps Brimob adalah bersama – sama dengan fungsi Kepolisian
lainnya melakukan penindakan terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang berkadar
tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan yang terorganisir senjata api, bom,
kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman
masyarakat diseluruh wilayah yuridis NKRI. Peran yang dilaksanakan antara lain
:
a. Berperan
untuk membantu fungsi kepolisian lainnya.
b. Berperan
untuk melengkapi dalam Operasi Kepolisian yang
dilaksanakan bersama - sama dengan fungsi Kepolisian
lainnya.
c. Berperan
untuk Melindungi anggota Kepolisian demikian juga
masyarakat yang sedang mendapat ancaman.
d. Berperan
untuk Memperkuat fungsi Kepolisian lainnya dalam
pelaksanaan tugas Operasi.
e. Berperan
untuk Menggantikan tugas Kepolisian pada Satuan
Kewilayahan
apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah pada kejahatan yang Berkadar
Tinggi.
Dalam penulisan ini penulis mengambil salah satu
kemampuan spesifik dari Korps Brimob yaitu Penanggulangan Huru-Hara (PHH), yang
mana hal ini disebabkan oleh adanya suatu konflik yang kemudian berkembang
menjadi tindakan kekerasan.
Bertitik tolak pada uraian diatas, penulis tertarik untuk
membuat rancangan program dengan judul “Sistem
Penunjang Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan
Brigade Mobil (Brimob).”
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusunlah
rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat
memberikan saran kepada pimpinan Polri agar Penanggulangan Huru-Hara yang
dilakukan oleh Satuan Brimob dapat berjalan dengan efektif dan tidak berkembang
menjadi tindakan kekerasan atau anarkis.
1.3 Batasan
Masalah
Agar permasalahan tidak melebar atau terlalu luas, maka
makalah ini dibatasi hanya pada :
1. Penjelasan singkat perancangan program sistem
pendukung keputusan untuk menentukan saran berupa prosentase solusi yang dapat
dilakukan oleh pimpinan Polri sehingga Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan
Brimob dapat lebih efektif dan berkembang menjadi tindakan kekerasan atau
anarkis berdasarkan faktor-faktor utama penyebab huru-hara.
2. Ada 3 (tiga) saran dan solusi yang sudah penulis tentukan
berdasarkan analisa dan pengalaman penulis selama 11 tahun berdinas di Satuan
Brimob, yakni : 1) Menambah Markas Brimob, 2) Memaksimalkan fungsi Intelijen
dengan menambah personil intel dilapangan, 3) Menambah armada transportasi
Brimob dengan melakukan pengadaan kendaraan angkut pasukan, 4) Melaksanakan
kegiatan rutin.
3. Sistem ini dapat menganalisa dan memberikan saran untuk
seluruh Polda-Polda dibawah jajaran Mabes Polri berdasarkan input data yang
telah dimasukkan oleh masing-masing Polda.
4. Bahasa yang dipakai oleh penulis untuk membuat
program ini adalah PHP dan MySQL.
1.4 Tujuan
dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Untuk memberikan saran kepada pimpinan Polri dalam pengambilan keputusan
dalam hal pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara (PHH) oleh Satuan Brimob
dengan menitik beratkan pada kecepatan bergesernya Pasukan PHH Brimob ke tempat
terjadinya huru-hara / konflik agar tidak berkembang ke arah tindakan kekerasan
atau anarkis.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil
dari penulisan ini adalah :
1. Bagi Instansi Polri
Dapat memberikan saran berupa prosentase solusi yang
dapat mengefektifkan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brimob dengan
cepatnya tiba di tempat terjadinya huru-hara / konflik sehingga diharapkan
dengan dapat dilakukannya penanganan awal terhadap konflik tersebut tidak
membuatnya melebar atau berkembang ke arah tindakan kekerasan atau anarkis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penerapan
Sistem Penunjang Keputusan
Perancangan Sistem Penunjang Keputusan untuk pengefektifan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob) merupakan langkah yang sangat penting dalam perencanaan sistem
komputerisasi, karena di dalam perencanaan data akan berpengaruh terhadap
operasi sistem komputerisasi yang akan dibuat.
2.1.1
Deskripsi Sistem
Sebelum suatu sistem
dikembangkan perlu adanya rumusan serta perencanaan yang jelas, menyangkut berbagai
aspek sistem maupun organisasi Brimob yang selama ini belum maksimal
menggunakan sistem komputerisasi dalam mendukung tugasnya, sehingga dapat
ditentukan sasaran dari sistem yang akan dikembangkan. Di sini perlu
dipertimbangkan semua pendukung atau hambatan yang ada di dalam organisasi Brimob
sendiri yang merupakan langkah awal dalam pengembangan sistem.
Sistem baru yang akan
diusulkan adalah mengenai sistem penunjang keputusan ini untuk pengefektifan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob) di seluruh jajaran
Polda – Polda yang ada di Indonesia.
2.1.2
Gambaran Sistem Baru
Penggunaan sistem pendukung keputusan ini diawali dengan penginputan
data oleh operator. Data yang di input tersebut merupakan beberapa unsur atau
bagian dari Intel Dasar di wilayah Polda setempat yang disebut sebagai Faktor
Utama dan oleh sistem di analisa menjadi suatu prosentase atas saran dan solusi
yang sudah ditentukan oleh penulis yakni : 1) Menambah Markas Brimob, 2)
Memaksimalkan fungsi Intelijen dengan menambah personil intel dilapangan, 3)
Menambah armada transportasi Brimob dengan melakukan pengadaan kendaraan angkut
pasukan, 4) Melaksanakan kegiatan rutin. Karena Sistem Penunjang Keputusan ini
bukan pengambil keputusan, maka keputusan tetap berada di tangan Decision Maker
dalam konteks ini adalah tingkat Polda maka sepenuhnya berada di tangan Kapolda
berdasarkan prosentase yang telah digambarkan oleh sistem.
2.1.3
Database
Database adalah kumpulan terpadu
dari elemen data logis yang saling berhubungan yang mengonsolidasikan banyak
catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah[2].
Intel Dasar merupakan bahan masukan ataupun bahan penalaran
terhadap intel aktual dan intel yang diramalkan yang terdiri dari aspek
kehidupan serta penghidupan dalam suatu daerah / tempat tertentu yang mencakup
aspek TRIGATRA (Geografi, Demografi dan Sumber Daya Alam) dan aspek PANCA GATRA
(Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan) baik yang bersifat
statis maupun dinamis yang berpotensi menjadi FKK, PH dan AF.
Faktor Utama untuk dapat memungkinkan terjadinya suatu unjuk rasa
ataupun demonstrasi merupakan terkombinasinya 4 (empat) faktor berikut antara
lain : tingkat kepadatan penduduk, tingkat ketersediaannya lapangan pekerjaan,
Ada atau tidaknya organisasi massa (ormas) yang beraliran keras, Radius jarak
Kantor atau Markas Polisi (dalam hal ini Brimob) yang satu dengan lainnya.
Dalam rancangan program ini,
sumber data diambil dari Intel Dasar yang ada di tiap-tiap Polres yang
merupakan jajaran dari suatu Polda yang di input oleh operator menjadi sebuah Database Intel Dasar.
Entitas dalam Database Intel Dasar tersebut terdiri
dari : Intel Dasar (ID), Faktor Utama (FU), Saran dan Solusi (SS).
Atribut
yang terdapat dalam masing-masing Entitas yaitu :
a) Atribut Intel Dasar (ID) meliputi : Geografi,
Demografi, Sumber Daya Alam, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan
Keamanan.
b) Atribut Faktor Utama (FU) meliputi : Populasi
Penduduk (Demografi), Ketersediaan Pekerjaan (Pekerjaan), Ormas Beraliran Keras
(Provokator), Radius Jarak Markas Brimob (Jarak).
FU
|
|||
Demografi
|
Pekerjaan
|
Provokator
|
Jarak
|
c) Atribut Saran dan Solusi (SS) meliputi : Menambah
Mako Brimob (Mako), Menambah Personil Intel (Intel), Menambah Alat Angkut
Pasukan (Angkut), Laksanakan Tugas Rutin (Rutin).
SS
|
|||
Mako
|
Intel
|
Angkut
|
Rutin
|
d) Dari sistem tersebut diatas dapat digambarkan
ER-diagram
sebagai berikut :
2.1.4
Analisa Model Sistem Pendukung Keputusan
Analisa pada proses penentuan variabel tinggi atau rendahnya Faktor
Utama yang berkombinasi sehingga terpicunya suatu Huru-Hara atau Konflik
digambarkan melalui tabel dibawah ini :
No.
|
Faktor Utama
|
Nilai
|
Kategori
|
1.
|
Tingkat Kepadatan Penduduk (Demografi)
|
>
1 juta jiwa
<
20 ribu jiwa
|
Tinggi
Rendah
|
2.
|
Tingkat Ketersediaan Lapangan Pekerjaan (Pekerjaan)
|
>
80% penduduk bekerja
<=
40% penduduk bekerja
|
Tinggi
Rendah
|
3.
|
Adanya Ormas yang Beraliran Keras (Provokator)
|
>
25
<
10
|
Tinggi
Rendah
|
4.
|
Jarak antar Markas Brimob satu dengan lainnya (Jarak)
|
>
100 km
<
10 km
|
Jauh
Dekat
|
Dengan Analisa pada proses penentuan variabel tinggi
atau rendahnya Faktor Utama yang berkombinasi sebagai pemicu terjadinya
Huru-Hara atau konflik dapat dirangkaikan dengan entitas Saran dan Solusi untuk
dapat memberikan Saran kepada pimpinan secara konsisten dan tepat sesuai dengan
rumusan aksi atau Algarithma yang disusun dibawah ini.
2.1.5. Algorithma
1)
Jika Demografi =
Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah
Markas Brimob dan Menambah Personil Intel dilapangan.
2)
Jika Demografi =
Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
3) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator
= Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
4) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
5) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
6) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
7) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
8) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator
= Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
9) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
10) Jika
Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Dekat,
Maka Melakukan Giat Rutin.
11) Jika Demografi
= Tinggi , Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
12) Jika Demografi
= Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
13) Jika Demografi
= Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan.
14) Jika Demografi
= Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
15) Jika Demografi
= Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah
Personil Intel dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
16) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator
= Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan dan Menambah
Kendaraan Angkut.
2.1.6
Tampilan (screen capture) User Interface Dialog
Interface dari Sistem
Penunjang Keputusan pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade
Mobil adalah sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan Saran
3.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian pada bab sebelumnya dapat diperoleh
kesimpulan bahwa Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support Sistem (DSS)
dapat dimanfaatkan untuk memberikan saran kepada pimpinan Polda agar
Penanggulangan Huru-Hara yang dilakukan oleh Satuan Brimob dapat berjalan
dengan efektif dan tidak berkembang menjadi tindakan kekerasan atau anarkis.
Dengan Memanfaatan DSS dalam pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan
Brigade Mobil (Brimob) dapat memberikan keuntungan antara lain :
1) Proses untuk mendapatkan prosentase Saran dan Solusi dari input data -
data Faktor Utama yang didapat dari Intel Dasar yang dimiliki tiap Polres dari
suatu Polda dilakukan lebih singkat, ringkas dan komprehensif serta sesuai
dengan karakteristik wilayah tersebut sehingga diperolehnya rekomendasi atau
saran alternatif dalam mengefektifkan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan
Brimob dapat lebih fokus dan tepat sasaran.
2) Pengambilan keputusan oleh Kapolda dapat dijaga kualitasnya mengingat
permasalahan dan Intel Dasar masing-masing Polres berbeda sehingga Saran dan
Solusi yang berupa prosentase pun berbeda antara Polres yang satu dengan Polres
lainnya.
3.1.2 Saran
Di sarankan agar Data Intel Dasar dari masing-masing Polres dilakukan
peng-update-an guna menjaga tingkat keefektifan dari Saran dan Solusi yang
dihasilkan oleh Sistem Pendukung Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan
Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob), serta diperlukan adanya
kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab dari operator peng-input data akan
tugasnya guna menjaga tingkat keakurasian data yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Indrajani. 2011. Pengantar Dan Sistem Basis Data. Jakarta. Elex Media
Komputindo.
Turban,
Efraim. 1995. Decision Support And Expert Systems. USA. Prentice –
Hall
International Inc.
No comments:
Post a Comment