Sunday, February 19, 2012

RANCANGAN PROGRAM SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENGEFEKTIFAN PENANGGULANGAN HURU-HARA OLEH SATUAN BRIGADE MOBIL


BAB I
PENDAHULUAN

           
1.1      Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi informasi di Indonesia berjalan cukup pesat. Globalisasi yang diartikan suatu proses menyatunya dunia yang meliputi berbagai bidang tata kehidupan dunia mengandung karakteristik adanya perubahan, keterbukaan, kreativitas, kecanggihan kecepatan, keterikatan, keunggulan, kekuatan dan kompetisi bebas[1].
Berbagai kemajuan di bidang teknik informatika telah mengubah segalanya menjadi lebih cepat dan lebih mudah dan komputer merupakan salah satu memiliki peranan penting dalam pengolahan data sehingga akan menghasilkan informasi yang akurat,tepat waktu dan efisien. Akurat berarti informasi yang dihasilkan bebas dari kesalahan dan dapat mencerminkan maksud dan tujuannya. Sedangkan relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi di antara faktor-faktor yang terlibat, sehingga proses keputusan harus diambil melalui proses yang bertahap, sistematik dan konsisten. Kolaborasi antara pembuatan keputusan dengan pemanfaatan teknologi informasi berupa sistem pendukung keputusan berbasis komputer merupakan pilihan yang paling tepat untuk menghasilkan sistem pengambilan keputusan yang benar-benar lebih baik dan akurat.
            Tugas pokok Korps Brimob yaitu melaksanakan dan mengerahkan kekuatan Brigade Mobil guna menanggulangi gangguan kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan berorganisir bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radiokatif bersama dengan unsur pelaksana operasional kepolisian lainnya guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh yuridis NKRI dan tugas tugas lain yang dibebankan padanya.
            Sedangkan untuk fungsi Korps Brimob sebagai satuan pamungkas Polri yang memiliki kemampuan  spesifik  (Kemampuan  Dasar  Kepolisian,  Penanggulangan  Huru-Hara, Reserse Mobil, Penjinakkan Bom dan Search dan Rescue), penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi dan penyelamatan masyarakat yang didukung personil yang terlatih dan memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan teknologi modern.
            Peranan Korps Brimob adalah bersama – sama dengan fungsi Kepolisian lainnya melakukan penindakan terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan yang terorganisir senjata api, bom, kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis NKRI. Peran yang dilaksanakan antara lain :
a. Berperan untuk membantu fungsi kepolisian lainnya.
b. Berperan untuk melengkapi dalam Operasi Kepolisian yang
    dilaksanakan bersama - sama dengan fungsi Kepolisian lainnya.
c. Berperan untuk Melindungi anggota Kepolisian demikian juga
    masyarakat yang sedang mendapat ancaman.
d. Berperan untuk Memperkuat fungsi Kepolisian lainnya dalam
    pelaksanaan tugas Operasi.
e. Berperan untuk Menggantikan tugas Kepolisian pada Satuan
Kewilayahan apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah pada kejahatan yang Berkadar Tinggi.
            Dalam penulisan ini penulis mengambil salah satu kemampuan spesifik dari Korps Brimob yaitu Penanggulangan Huru-Hara (PHH), yang mana hal ini disebabkan oleh adanya suatu konflik yang kemudian berkembang menjadi tindakan kekerasan.
            Bertitik tolak pada uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat rancangan program dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob).”

1.2      Perumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat memberikan saran kepada pimpinan Polri agar Penanggulangan Huru-Hara yang dilakukan oleh Satuan Brimob dapat berjalan dengan efektif dan tidak berkembang menjadi tindakan kekerasan atau anarkis.

1.3      Batasan Masalah
            Agar permasalahan tidak melebar atau terlalu luas, maka makalah ini dibatasi hanya pada :
1.     Penjelasan singkat perancangan program sistem pendukung keputusan untuk menentukan saran berupa prosentase solusi yang dapat dilakukan oleh pimpinan Polri sehingga Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brimob dapat lebih efektif dan berkembang menjadi tindakan kekerasan atau anarkis berdasarkan faktor-faktor utama penyebab huru-hara.
2.     Ada 3 (tiga) saran dan solusi yang sudah penulis tentukan berdasarkan analisa dan pengalaman penulis selama 11 tahun berdinas di Satuan Brimob, yakni : 1) Menambah Markas Brimob, 2) Memaksimalkan fungsi Intelijen dengan menambah personil intel dilapangan, 3) Menambah armada transportasi Brimob dengan melakukan pengadaan kendaraan angkut pasukan, 4) Melaksanakan kegiatan rutin.
3.     Sistem ini dapat menganalisa dan memberikan saran untuk seluruh Polda-Polda dibawah jajaran Mabes Polri berdasarkan input data yang telah dimasukkan oleh masing-masing Polda.
4.     Bahasa yang dipakai oleh penulis untuk membuat program ini adalah PHP dan MySQL.

1.4      Tujuan dan Manfaat
            1.4.1   Tujuan
Untuk memberikan saran kepada pimpinan Polri dalam pengambilan keputusan dalam hal pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara (PHH) oleh Satuan Brimob dengan menitik beratkan pada kecepatan bergesernya Pasukan PHH Brimob ke tempat terjadinya huru-hara / konflik agar tidak berkembang ke arah tindakan kekerasan atau anarkis.
1.4.2   Manfaat
            Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah :
1.    Bagi Instansi Polri
Dapat memberikan saran berupa prosentase solusi yang dapat mengefektifkan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brimob dengan cepatnya tiba di tempat terjadinya huru-hara / konflik sehingga diharapkan dengan dapat dilakukannya penanganan awal terhadap konflik tersebut tidak membuatnya melebar atau berkembang ke arah tindakan kekerasan atau anarkis.


BAB II
PEMBAHASAN

           
2.1      Penerapan Sistem Penunjang Keputusan
Perancangan Sistem Penunjang Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob) merupakan langkah yang sangat penting dalam perencanaan sistem komputerisasi, karena di dalam perencanaan data akan berpengaruh terhadap operasi sistem komputerisasi yang akan dibuat.

2.1.1     Deskripsi Sistem
Sebelum suatu sistem dikembangkan perlu adanya rumusan serta perencanaan yang jelas, menyangkut berbagai aspek sistem maupun organisasi Brimob yang selama ini belum maksimal menggunakan sistem komputerisasi dalam mendukung tugasnya, sehingga dapat ditentukan sasaran dari sistem yang akan dikembangkan. Di sini perlu dipertimbangkan semua pendukung atau hambatan yang ada di dalam organisasi Brimob sendiri yang merupakan langkah awal dalam pengembangan sistem.
Sistem baru yang akan diusulkan adalah mengenai sistem penunjang keputusan ini untuk pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob) di seluruh jajaran Polda – Polda yang ada di Indonesia.

2.1.2     Gambaran Sistem Baru
Penggunaan sistem pendukung keputusan ini diawali dengan penginputan data oleh operator. Data yang di input tersebut merupakan beberapa unsur atau bagian dari Intel Dasar di wilayah Polda setempat yang disebut sebagai Faktor Utama dan oleh sistem di analisa menjadi suatu prosentase atas saran dan solusi yang sudah ditentukan oleh penulis yakni : 1) Menambah Markas Brimob, 2) Memaksimalkan fungsi Intelijen dengan menambah personil intel dilapangan, 3) Menambah armada transportasi Brimob dengan melakukan pengadaan kendaraan angkut pasukan, 4) Melaksanakan kegiatan rutin. Karena Sistem Penunjang Keputusan ini bukan pengambil keputusan, maka keputusan tetap berada di tangan Decision Maker dalam konteks ini adalah tingkat Polda maka sepenuhnya berada di tangan Kapolda berdasarkan prosentase yang telah digambarkan oleh sistem.
             
2.1.3     Database
Database adalah kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan yang mengonsolidasikan banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah[2].
Intel Dasar  merupakan bahan masukan ataupun bahan penalaran terhadap intel aktual dan intel yang diramalkan yang terdiri dari aspek kehidupan serta penghidupan dalam suatu daerah / tempat tertentu yang mencakup aspek TRIGATRA (Geografi, Demografi dan Sumber Daya Alam) dan aspek PANCA GATRA (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan) baik yang bersifat statis maupun dinamis yang berpotensi menjadi FKK, PH dan AF.
Faktor Utama untuk dapat memungkinkan terjadinya suatu unjuk rasa ataupun demonstrasi merupakan terkombinasinya 4 (empat) faktor berikut antara lain : tingkat kepadatan penduduk, tingkat ketersediaannya lapangan pekerjaan, Ada atau tidaknya organisasi massa (ormas) yang beraliran keras, Radius jarak Kantor atau Markas Polisi (dalam hal ini Brimob) yang satu dengan lainnya.
Dalam rancangan program ini, sumber data diambil dari Intel Dasar yang ada di tiap-tiap Polres yang merupakan jajaran dari suatu Polda yang di input oleh operator menjadi sebuah Database Intel Dasar.
Entitas dalam Database Intel Dasar tersebut terdiri dari : Intel Dasar (ID), Faktor Utama (FU), Saran dan Solusi (SS).
                        Atribut yang terdapat dalam masing-masing Entitas yaitu :

a)    Atribut Intel Dasar (ID) meliputi : Geografi, Demografi, Sumber Daya Alam, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Keamanan.


b)    Atribut Faktor Utama (FU) meliputi : Populasi Penduduk (Demografi), Ketersediaan Pekerjaan (Pekerjaan), Ormas Beraliran Keras (Provokator), Radius Jarak Markas Brimob (Jarak).

FU
Demografi
Pekerjaan
Provokator
Jarak





c)    Atribut Saran dan Solusi (SS) meliputi : Menambah Mako Brimob (Mako), Menambah Personil Intel (Intel), Menambah Alat Angkut Pasukan (Angkut), Laksanakan Tugas Rutin (Rutin).

SS
Mako
Intel
Angkut
Rutin






d)    Dari sistem tersebut diatas dapat digambarkan ER-diagram
sebagai berikut :





2.1.4     Analisa Model Sistem Pendukung Keputusan
Analisa pada proses penentuan variabel tinggi atau rendahnya Faktor Utama yang berkombinasi sehingga terpicunya suatu Huru-Hara atau Konflik digambarkan melalui tabel dibawah ini :


No.
Faktor Utama
Nilai
Kategori
1.
Tingkat Kepadatan Penduduk (Demografi)
> 1 juta jiwa
< 20 ribu jiwa
Tinggi
Rendah
2.
Tingkat Ketersediaan Lapangan Pekerjaan (Pekerjaan)
> 80% penduduk bekerja
<= 40% penduduk bekerja
Tinggi
Rendah
3.
Adanya Ormas yang Beraliran Keras (Provokator)
> 25
< 10
Tinggi
Rendah
4.
Jarak antar Markas Brimob satu dengan lainnya (Jarak)
> 100 km
< 10 km
Jauh
Dekat


Dengan Analisa pada proses penentuan variabel tinggi atau rendahnya Faktor Utama yang berkombinasi sebagai pemicu terjadinya Huru-Hara atau konflik dapat dirangkaikan dengan entitas Saran dan Solusi untuk dapat memberikan Saran kepada pimpinan secara konsisten dan tepat sesuai dengan rumusan aksi atau Algarithma yang disusun dibawah ini.

2.1.5.  Algorithma
1)    Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Markas Brimob dan Menambah Personil Intel dilapangan.
2)    Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
3)    Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
4)    Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
5)    Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
6)    Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh,  Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
7)    Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
8)    Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
9)    Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak =  Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
10) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
11) Jika Demografi = Tinggi , Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
12) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
13) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan.
14) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
15) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
16) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator = Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.

2.1.6     Tampilan (screen capture) User Interface Dialog
Interface dari Sistem Penunjang Keputusan pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil adalah sebagai berikut :


  
BAB III
PENUTUP


3.1      Kesimpulan dan Saran
3.1.1   Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian pada bab sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan bahwa Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support Sistem (DSS) dapat dimanfaatkan untuk memberikan saran kepada pimpinan Polda agar Penanggulangan Huru-Hara yang dilakukan oleh Satuan Brimob dapat berjalan dengan efektif dan tidak berkembang menjadi tindakan kekerasan atau anarkis. Dengan Memanfaatan DSS dalam pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob) dapat memberikan keuntungan antara lain :
1) Proses untuk mendapatkan prosentase Saran dan Solusi dari input data - data Faktor Utama yang didapat dari Intel Dasar yang dimiliki tiap Polres dari suatu Polda dilakukan lebih singkat, ringkas dan komprehensif serta sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut sehingga diperolehnya rekomendasi atau saran alternatif dalam mengefektifkan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brimob dapat lebih fokus dan tepat sasaran.
2) Pengambilan keputusan oleh Kapolda dapat dijaga kualitasnya mengingat permasalahan dan Intel Dasar masing-masing Polres berbeda sehingga Saran dan Solusi yang berupa prosentase pun berbeda antara Polres yang satu dengan Polres lainnya.

            3.1.2   Saran
Di sarankan agar Data Intel Dasar dari masing-masing Polres dilakukan peng-update-an guna menjaga tingkat keefektifan dari Saran dan Solusi yang dihasilkan oleh Sistem Pendukung Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob), serta diperlukan adanya kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab dari operator peng-input data akan tugasnya guna menjaga tingkat keakurasian data yang ada.


DAFTAR PUSTAKA


Indrajani. 2011. Pengantar Dan Sistem Basis Data. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Turban, Efraim. 1995. Decision Support And Expert Systems. USA. Prentice –
Hall International Inc.




                                                                                                                       



        


[1] Turban, Efraim. (1995). Decision Support and Expert Systems, fourth edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey.

[2] Indrajani, Pengantar Dan Sistem Basis Data, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2011, H. 2.

No comments:

Post a Comment